KARYA TULIS
ILMIAH TENTANG OBAT TRADISIONAL ALTERNATIF KESEHATAN
MASYARAKAT
Di Susun oleh :
Nama : Aldy Chendy Pratama
Kelas : 2 B
Tugas : SITK
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar belakang
Obat
tradisional diindonesia sangat besar peranannya dalam pelayanan kesehatan
masyarakat dan sangat pontensial untuk di kebangkan. Karena memang negara kita
kaya akan tanaman obat-obatan.namun sayang kekayaan alam tersebut tampaknya
masih belum di manfaatkan secara optimal untuk kesehatan. Padahal saat ini
biaya pengobatan modern cukup mahal di tambah lagi dengan krisi ekonomi yang
melanda bangsa ini belum sepenuhnya berakhir. Hal tersebut di khawatirkan dapat
membuat kemampuan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal
semakin menurun.
Indonesia di ketahui memiliki
keragaman hayati terbesar kedua di dunia setelah Brasil. Dari berbagai
penelitian menyebutkan, dari sekitar 30.000 ribu spesies tumbuhan di indonesia
sebanyak 6000 ribu jenis berkhasiat obat sumber lain menyebutkan, tumbuhan di
indonesia di perkirakan mencapai lebih dari 7000 jenis, sekitar 1000 jenis di
gunakan utuk mencegah dan mengobati penyakit.
- Rumusan Masalah
1. Perbedaan
pengobatan modern dan pengobatan tradisional
2. Pengobatan
tradisional apakah masih banyak di minati oleh masyarakat indonesia
- Tujuan penelitian
1. Mengetahui
perbedaan antara pengobatan modern dengan tradisional
2. Untuk
mengetahui pengobatan tradisional yang banyak di minati oleh masyarakat
indonesia
- Metode penelitian
Dalam menyusun karya ilmiah ini
penulis menggunakan dua buah metode, yaitu Deskriptif, metode internet dan
metode bacaan .
BAB
2
LANDASAN
TEORI
- Definisi Obat tradisional
Obat tradisional merupakan warisan
budaya bangsa yang perlu terus di lestarikan dan di kembangkan untuk menunjang
pembangunan kesehatan sekaligus untuk meningkatkan perekonomian rakyat. Untuk
dapat ikut meningkatkan pelayanan dan meningkatan pemerataan obat obatan
tradisional maka perlu dukungan dari pemerintah dan masyarakat itu sendiri.
Selama ini industri jamu ataupun obat obat tradisional bertahan tanpa dukungan
yang memadai dari pemerintah maupun industri farmasi. Sementara itu tantangan
dari dalam negeri sendiri berupa sikap dari dunia medis yang belum sepenuhnya
menerima jamu dan obat tradisional. Merebaknya jamu palsu maupun jamu yang
bercampur bahan kimia bebrapa waktu lalu, semakin menambah keraguan masyarakat
akan khasiat dan keamanan mengkonsumsi jamudan obat tradisional. Padahal
penggunaan obat tradisional sudah lama di lakukan oleh masyarakat itu. Obat
tradisional ini tentunya sudah di uji bertahun tahun bahkan ber abad - abad
sesuai dengan perkembangan kebudayaan bangsa indonesia.
Ø Potensi
obat tradisional.
Dalam masyarakat sendiri sebenarnya
terdapat suatu dinamika yang membuat mereka mampu bertahan dalam keadaan sakit
dan halini sebenarnya merupakan potensi yang dapat di kembangkan untuk
meningkatkan derajat kesehatannya. Potensiyang berarti kemapuan, daya,
kesanggupan, kekuatan yang dapat di kembangkan. Selama ini perkembangan
pelayanan kesehatan tradisional dan alternatif tampak semakin pesat sekitar
32%masyarakat kita memakai pengobatan dan obat tradisional ketika sakit.
Perkembangan ini telah mendorong pertumbuhan usaha di bidang usaha obat
tradisional, mulai dari budi daya tanaman obatindustri obat, dan distribusi.
Akhir – akhir ini banyak muncul penyakit- penyakit baru yang belum di temukan
obatnya. Hal ini membuat cemas, padahal bahan- bahan untuk obat tradisional
yang berkhasiat obat banyak terdapat di seluruh pelosok tanah air, meskipun
masih belum di manfaatkan secara optimal untuk pengobatan penyakit. Hal ini
berarti obat tradisional memiliki potensi besar dalam pelayanan kesehatan.
a. Jenis
dan Sumber Obat Tradisional.
Pemerintah dalam hal ini Direktorak
Jendral Pengawasan Obat dan Makanan (Dirjen POM) yang kemudian beralih menjadi
Badan POM mempunyai tanggung jawab dalam peredaran obat tradisional di
masyarakat. Obat tradisional di Indonesia semula hanya dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu, obat tradisional atau jamu dan fitofarmaka. Namun, dengan semakin
berkembangnya teknologi, telah diciptakan peralatan berteknologi tinggi yang
membantu proses produksi sehigga industri jamu maupun industri farmasi mampu
membuat jamu dalam bentuk ekstrak. Namun, sayang pembuatan sediaan yang lebih
praktis ini belum diiringi dengan penelitian ampai dengan uji klinis. Dengan
keadaan tersebut maka obat tradisional sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu jamu, obat ekstrak alam, dan fitofarmaka.
1. Jamu (Empirical Bused Herbal Medicine).
Jamu adalah obat tradisional yang
berasal dari bahan tubuhan-tumbuhan, hewan dan mineral, dan atau sediaan
galeniknya ata campuran dari bahan-bahan tersebut yang belu dibakukan
dipergunakan dalam upaya pengobatan berdasarkan pengalaman. Bentuk sediaannya
berwujud sebagai serbuk seduhan, rajangan untuk seduhan, dan sebagainya.
Istilah penggunaanya masih memakai pengertian tradisional seperti galian
singset, sekalor, pegel linu, tolak angin, dan sebagainya.
2. Ekstak
bahan alam.
Ekstak bahan alam adalah obat
tradisional yang di sajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat
berupa tanaman obat binatang, maupun mineral untuk melaksanakan proses ini
membutuhkan peralatan yang lebuh komplek dan berharga mahal di tambah dengan
tenaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun keterampilan pembuatan
ekstrak. Selain proses produksi dengan teknologi maju, jenis ini pada umumnya
telah di tunjang dengan pembuktian ilimiah berupa penelitian-penelitian praklinis
seperti standar kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan obat tradisional
yang higienis,dan uji toksisitas akut maupun kronis
3. Fitofarmaka.
Fitofarmaka adalah sediaan obat yang
telah di buktikan keamanannya dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari
simplisia atau sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku.
Istilah cara penggunaanya menggunakan pengertian farmakologik seperti diuretik,
analgesik, anti piretik, dan sebagainya. Selama ini obat-obat fitofarmaka yang
ada di pasaran masih kalah bersaing dengan obat paten. Hal ini di sebabkan oleh
banyakya faktor antara lai kepercayaan, standar produksi, promosi dan pendekatan
terhadap medis, maupun konsumennya secara langsung fitofarmaka merupakan bentuk
obat tradisional dari bahan alam yang dapat di sejajarkan dengan obat modern
karena proses pembuatannya yang telah terstandar di tunjang dengan bukti ilmiah
sampai dengan uji klinis pada manusia.
Obat
tradisonal di peroleh dari sumber sebagai pembuat atau yang memproduksi obat
tradisional yang di kelompkan sebagai berikut:
a) Obat
tradisional buatan sendiri.
Obat tradisional jenis ini merupakan
akar dari pengembangan obat tradisional di indonesia saat ini. Pada jaman
dahulu, mempunyai kemampuan untuk menyediakan obat tradisional untuk keperluan
keluarga. Kemudian di kembangkan oleh pemerintah dalam betuk program TOGA
(taman obat keluarga). Obat tradisional berasal dari pembuat jamu (herbalis).
Membuat jamu merupakan salah satu
profesi yang jumlahnya masih cukup banyak. Salah satunya penjual jamu gendong. Akhir
– akhir ini dengan adanya jamu - jamu industri sering kita jumpai penjual jamu
gendong menyediakan jamu serbuk buatan industri untuk di konsumsi bersamaan
dengan jamu gendong yang mereka sediakan.
b) Obat
tradisional buatan industri.
Peraturan departemen kesehatan RI,
industri di kelompokan dari industri kecil dan industri besar berdasarkan modal
yang mereka miliki.
1. Komposisi
dan persyaratan obat tradisional.
Komposisi obat tradisional biasanya di
produksi oleh industri jamu dalam bentuk mejadi jamu sederhana yang sangat
banyak dan bervariasi. Sedangkan bentuk obat ekstrak alam dan fitofarmaka pada
umunya tersusun dari simplisia tunggal atau maksimal 5 macam jenis bahan tanman
obat.
Sehubungan dengan keputusan mentri
kesehatan republik indonesia no : 66I/MENKES/SK/VII/1994.
2. Pemanfaatan
dan prospek obat tradisional.
Obat tradisional ini tidak jarang di
pakai unruk pengobatan penyakit yang belum ada obatnya seperti kanker, virus
AIDS, dan penyakit degeneratif, serta keadaan teresak di mana obat tidak
tersedia atau tidak terjangkau oleh masyarakat.
ü Tujuan
pemakaian obat tradisional di bagi 4 kelompok yaitu:
1. Untuk
memelihara kesehatan dan menjaga kebugaran jasmani (promotif).
2. Untuk
mencegah penyakit (preventif).
3. Sebagai
upaya pengobatan penyakit maupun untuk menobati orang lain sebagai upaya
mengganti atau mendampingi penggunaan obat jadi (kuratif).
4. Untuk
memulihkan kesehatan (rehabilitatif).
Agar pemnfaatan obat tradisional dapat
di pertanggung jawabkan secara ilmiah terutama dari segi keamanan, khasiat, dan
penggunaannya maka perlu di lakukan penelitian dan pengembangan dengan tahap
sebagai berikut: Pemilihan (seleksi), Uji penyaringan biologis (sciring biologic) yang meliputi uji
farmakologis dan toksinitas akut, Uju farmakodinamk, Uji toksinitas lanjut
seperti uji toksinitas sub akut, kronis dan khusus, Pengenmbangan formulasi,
dan Uji klinis pada manusia.
BAB 3
ANALISIS MASALAH
Pengobatan tradisional kini mulai di
percaya oleh sebagian besar masyarakat indonesia pengobatan tersebut telah
banyak di minati dan tersebar ke seluruh lapisan masyarakat di desa dan di
kota. Sehingga kita dapat menganalisis dan melihat adanya perbedaan antara
pengobatan tradisional di desa dan di kota serta mengetahui alasan mengapa
banyak masyarakat yang menggunakan pengobatan tradisional untuk penyembuhan dan
penyakit atau menjaga kesehatan contohnya seperti melakukan pijatan refleksi dan
pengobatan yang menggunakan konsumsi jamu.
Pijat refleksi adalah metode pemijatan
yang di lakukan untuk mengurangi rasa sakit, mencegah bahkan mengobati sakit
serta dapat pula sebagai metode penyegaran dan kebugaran tubuh. Dalam
sejarahnya di kisahkan bahwa teknik pijat refleksi telah di kenal 2,500 SM
awalnya, jenis pijat ini berasal dari mesir lalu berkembang serta di peraktekan
di negara – negara lain yang penyebarannya hingga keseluruh dunia termasuk
indonesia pijatan ini mulai di kenal oleh masyarakat dalam kurun waktu 5 tahun
belakangan. Saat ini bahkan sudah menjadi tren masa kini dan umumnya banyak di
gunakan di perkotaan.
Jamu adalah obat tradisional berbahan
alami warisan budaya yang telah secara turun menurun dari generasi ke generasi
untuk kesehatan. Pengertian jamu dalam permenkes no. 003/menkes/per/1/2010
adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, atau campuran dari bahan secara turun menurun.
Ø Alasan
masyarakat menggunakan obat tradisional :
1. Faktor
sosial
Faktor yang mendasari terjadinya
interaksi sosial adalah sugesti yaitu pemberian suatu pandangan atau pengaruh
oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga orang tersebut
mengikuti pandangan atau pengaruh tanpa berfikir panjang
2. Faktor
ekonomi
Faktor ekonomi mempunyai peran besar
dalam penerimaan atau penolakan suatu pengobatan. Faktor ini di perkuat dengan
persefsi masyarakat bahwa pengobatan tradisional membutuhkan sedikit tenaga
biaya dan waktu
3. Faktor
budaya
Budaya merupakan suatu pikiran, adat
istiadat, kepercayaan, yang menjadi kebiasaan masyarakat.
4. Faktor
psikologi
Peranan sakit merupakan suatu kondisi
yang tidak menyenangkan karena itu berbagai cara akan di jalani oleh pasien
dalam rangka mencari kesembuhan.
BAB 4
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Obat tradisional merupakan warisan
budaya bangsa yang perlu terus di lestarikan dan di kembangkan untuk menunjang
pembangunan kesehatan sekaligus untuk meningkatkan perekonomian rakyat dan
membantu meringankan perekonomian di masyarakat agar masyarakat tidak selalu
terpaku pada obat modern.
Obat tradisional merupakan bahan
atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral sediaan
galenik atau campuran dari bahan – bahan tersebut, yang secara tradisional
telah di gunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Obat tradisional dapat berupa
serbuk, larutan, pil, kapsul, dan sebagainya.
B.
SARAN
1.
Sebaiknya jangan terlalu tergantung pada obat modern
2.
Pelajari tentang obat – obatan tradisonal agar anak cucu kita
tau betapa pentingnya menggunakan obat tradisional
3.
Seharunya kita dapat lebih bijak untuk memanfaatkan obat
tradisional yang ada di sekitar kita dengan sebaik mungkin serta tetap menjaga
kelestarian di sekitar lingkungan hidup yang sehat
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Notoadmojo
Soekidjo 2011 Kesehatan Masyarakat Ilmu
dan Seni Jakarta : Penerbit Rineka Cipta
Sunarto, Kamanto, 2009 sosiologi kesehatan Jakarta : Penerbit
Universitas Terbuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar